(F)ata (H)aba (H)usni

Sharing: Hearing Impairment & Lose

Dibalik Cerita Fata (Behind the story of fata)

fata & nayla

fata & nayla

Fata Haba Husni (lahir 24 Mei 2004) demikian nama lengkapnya, adalah anak kedua dari pasangan Beny Sudarmaji dan Merry Anggraeni. Kakaknya bernama Amira Nayla ‘Izza (lahir 13 November 2001).

Terdeteksi ada masalah hearing impairment pada usia 1,5 tahun. Pada saat itu, Fata belum bisa berjalan dan berbicara. Seperti halnya orang tua secara umum, mereka mengira hal itu wajar saja dan menganggap perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Sang Ayah mulai merasa curiga ada yang tidak wajar, karena secara normal tentunya anak seusia 1,5 tahun sudah mampu berdiri dan mulai berjalan. Sebagai perbandingan, kakaknya sudah mampu berjalan dan berbicara pada usia 11 bulan.

Suatu hari, ketika hujan turun, terdengar suara memekikkan terlinga dari halilintar, Amira (kakak Fata) langsung melompat ke Ayahnya karena terkejut. Ayahnya pun sebenarnya terkejut dengan suara halilintar tersebut. Suara degup jantung yang cepat dan keras adalah tanda dari Ayah dan kakak yang terkejut. Tetapi kemudian si Ayah heran melihat Fata yang saat itu bermain bersama tidak merasa terkejut. Bahkan Ayahnya pun meyakinkan diri dengan meraba dada Fata untuk memastikan jantungnya berdegup kencang atau tidak. Ternyata? Fata tidak bereaksi apa-apa, biasa-biasa saja.

Sebagai sebuah catatan, Kakak Fata (Amira) waktu lahir mengalami kebocoran jantung. Waktu itu Dokter tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menganjurkan menunggu selama 6 bulan. Jika nanti ternyata 6 bulan kemudian tidak ada perbaikan pada kebocoran jantungnya, maka tidak ada cara lain yang harus dilakukan adalah operasi penutupan lubang jantung tersebut. Sungguh, satu hal yang tidak diharapkan dari pasangan suami istri yang baru saja dikaruniai seorang anak pertama.

Setiap bulan dilakukan pengecekan jantung pada kakak Fata, sampa akhirnya di bulan kelima, ternyata lubang jantungnya tertutup!. Orang tua Fata bersyukur luar biasa akan hal itu. Pengalaman ini sempat membuat mereka trauma untuk punya anak, meskipun lambat laun bisa diatasi.

Kejadian pada waktu hujan itu membuat si Ayah semakin curiga ada yang tidak beres dengan pendengaran Fata yang merupakan pusat keseimbangan tubuh. Apalagi kakaknya sebelumnya pernah mengalami kebocoran jantung. Mulailah Ayah menghubungkan kejadian tersebut dengan keterlambatan Fata untuk berjalan dan mendengar.

Ayah dan Ibu Fata pun bersepakat untuk melakukan terapi Wicara di Hermina Daan Mogot, Jakarta Barat. Pertama kali datang, si Penterapi pun mulai melakukan rangsangan, baik dari syaraf sensorik maupun motorik Fata. Penterapi mulai keheranan karena tidak ada respon yang baik untuk diikuti Fata. Kemudian Penterapi mengambil garpu tala (Garpu tala memiliki frekwensi suara tinggi) yang kemudian dibunyikan dekat telinga Fata. Setelah dicoba berkali-kali barulah ada sedikit respon dari Fata.

Si Penterapi mulai mencurigai adanya ketidakberesan pada syaraf pendengaran Fata. Walau sedikit ragu, akhirnya Ayah dan Ibu Fata pun diajak berdiskusi mengenai hal tersebut dan pada akhirnya menganjurkan dilakukan BERA Test di Cikini. Karena pada awalnya Ayah dan Ibu Fata tidak faham apa itu BERA test, akhirnya mereka pun menyepakai usul tersebut.

Tibalah saat BERA test di Cikini. Fata dibius tidur, kemudian mulailah peralatan BERA test dipasang ke Fata. Setelah beberapa lama hasil mengejutkan luar biasa didapat pasangan suami istri tersebut. Fata dinyatakan mengalami gangguan pendengan dengan tingkat DB 80 dan 90 (Batas normal manusia ada di 20 DB). Secara penggolongan, ini termasuk tuli tinggi.

Shock! Demikianlah yang dirasa Ayah dan Ibu. Dokterpun menyarankan Fata menggunakan alat bantu dengar (Hearing Aids), karena masih ada harapan mendengar meski harus dibantu alat. Harga alat bantu dengan yang mahal untuk ukuran Ayah dan Ibu Fata membuat keadaan semakin tidak nyaman bagi keduanya. Sang Ibu dengan perasaan sedih dan bingung berharap bisa memiliki alat bantu dengar tersebut segera. Tetapi karena keadaan keuangan pada saat itu memang tidak mendukung, akhirnya mereka bersepakat untuk menunda sambil mencari alternatif lain.

Ada kejanggalan sebenarnya yang dirasakan oleh kedua orangtua Fata saat itu. Setiap Fata tidur, dia selalu mendengkur dengan keras. Apakah ada hubungannya dengan pendengarannya? Pertanyaan di diri mereka muncul karena toh penciuman termasuk indera yang berhubungan dengan masalah THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Akhirnya mereka pun berinisiatih untuk memeriksakan Fata ke ke spesialis THT anak di Hermina Daan Mogot dengan terlebih dahulu meminta rujukan dari dokter spesial anak di sana.

Setelah diperiksa sang Dokter mencurigai adanya hambatan disaluran pernafasan Fata. Beliau menganjurkan untuk dilakukan scanning / rontgen pada kepala Fata.

Rontgen pun dilakukan dan hasilnya??? Dokter sangat terkejut. Beliau memberitahukan kepada Ayah Ibu Fata bahwa saluran pernafasan Fata pada Hidung mengalami sumbatan total!!! oleh adanya kelebihan kelenjar adenoid yang menutupi jalan masuk udara (Oksigen). Luar biasa! Ayah dan Ibu pun kaget. Mereka semakin bingung apa yang harus dilakukan. Dokter menyarankan agar dilakukan operasi pengangkatan kelenjar tersebut karena jelas sangat menggangu aktifitas Fata sehari-hari.

Cukup lama pasangan ini berfikir, mereka merasa menyesal, sedih, bingung, tidak tahu harus bagaimana. Ternyata anak mereka selama ini tidak bisa bernafas melalui hidungnya. Dokter pun menyarankan dilakukan operasi segera setalah mereka siap dan itupun tidak dapat dilakukan pada Rumah Sakit tersebut karena perlengkapan tidak memadai.

Kebetulan Ayah memiliki kenalan seorang dokter yang berfokus pada pengobatan secara herbal. Ia pun berkonsultasi padanya.

Hasilnya, Fata diberikan terapi kesehatan secara alami, menggunakan tumbuhan dan buah-buahan. Terapi ini dilakukan dengan harapan kelenjar yang menutupi saluran pernafasan pada hidung dapat mengecil dan kemudian hilang.

Cukup lama terapi tersebut dilakukan, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan harapan. Mulailah Ayah dan Ibu berfikir untuk mencari alternatif yang lain. Konsultasi dengan beberapa dokter pun dilakukan, bahkan sampai sempat terjebak pada pengobatan alternatif yang menyimpang (baca: magic). Sungguh, suatu usaha pencarian dan penerimaan keadaan yang tidak mudah.

Terakhir, Ayah dan Ibu Fata bertemu dengan Dokter Mira (RSCM)  yang bekerja sama dengan ABDI (Alat Bantu Dengar Indonesia) di Salemba. Meraka pun berkonsultasi dengan beliau. Meski berharap ada perbaikan pendengaran setelah operasi kelenjar yang menutupi saluran pernafasan Fata, Dokter Mira berkata, bahwa itu tidak akan berdampak besar pada pendengaran.

Dari sana, Ayah dan Ibu pun mantap untuk melakukan operasi pada kelenjar Adenoid fata karena ini sangat vital untuk perkembangannya.

Operasi dilakukan di RS Honoris, Tangerang. Pada saat itu orang tua Fata sangat berharap dan berdoa agar masalah pada Fata bisa selesai setalah operasi. Penantian yang mencemaskan mereka lalui selama sekitar 1 jam. Hasilnya? …

Setelah operasi, ternyata Fata mengalami trauma berat. Muntah darah, mimisan dan takut akan ruangan menghinggapi nya. Bahkan hal ini terjadi sampai keluar dari Rumah Sakit. Ketika diajak pulang ke rumah, dia tidak mau masuk, karena takut ditinggal orang tuanya seperti waktu operasi. Berat badan pun merosot tajam. Usia hampir 2 tahun belumlah cukup untuk menghadapi ini semua.

Bagi orangtua Fata, harapan bahwa Fata akan mendengar dengan normal setelah operasi pun pupus. Ternyata Fata tetap mengalami hearing impairment (kurang dengar berat). Sekali lagi, kekecewaan menghinggapi mereka. Saat itu yang mereka harapkan tinggallah keajaiban dari Tuhan.

Waktu berlalu, orang tua Fata pun akhirnya mulai lelah dan memutuskan untuk memberikan Alat Bantu Dengar dengan harapan baru. Dengan berbagai cara, akhirnya Alat Bantu Dengar pun didapatkan di ABDI dan kemudian digunakan oleh Fata sampai sekarang.

Fata menjalani terapi pendengaran di ABDI dan terapi bicara di Pela 9. Orang tua Fata tidak mengandalkan terapi-terapi tersebut sebagai satu-satunya jalan keluar. Jalan keluar terbaik adalah dari kami sendiri sebagai orang tua nya.

(Abinya Fata) …

*************English*************

Fata Haba Husni (born May 24, 2004) as full name, was the second son of the couple Beny Sudarmaji and Merry Anggraeni. His sister named Amira Nayla ‘Izza (born 13 November 2001).

Detected a problem with hearing impairment at the age of 1.5 years. At that time, Fata has not been able to walk and talk. Just as parents in general, they think it only fair and consider the development of every child is different. The father began to feel suspicious of any unusual, because usually the age of 1.5 years the child will be able to stand up and start walking. In comparison, his sister could walk and talk at the age of 11 months.

One day, when rain fell, a voice of thunder crying terlinga, Amira (Fata’s sister) immediately jumped into his father’s surprise. His father was really surprised with the sound of thunder. Heartbeat sound, fast and hard is a sign of my father and sister by surprise. But then the father was surprised to see Fata who was playing with did not feel surprised. His father even had to convince myself to feel chest Fata to ensure his heart beat faster or not. Apparently? Fata does not react to anything, mediocre.

For the record, Big sister Fata (Amira) at birth leaky heart. At that time, doctors could do nothing but recommend waiting for 6 months. If later it turns out 6 months later there was no improvement in the leakage of the heart, then there is no other way to do heart surgery to close the hole. Indeed, one unexpected thing that a husband and wife who had just blessed with their first child.

Every month his Fata’s sister cardiac examination, until finally in the fifth month, it turns out the hole closed his heart!. Parents Fata incredible grateful for that. This experience has made them the trauma to have children, although eventually be overcome.

Genesis at the time the rain had made the father suspects something more is wrong with hearing Fata which is a central body balance. In addition, his brother had previously been leaked heart. Begin’s father connects these events with delays Fata walk and listen.

Fata’s parents also agreed to conduct speech therapy at Hermina Daan Mogot, West Jakarta. First come, Theraphist start of stimulation, both sensory and motor nerve Fata. Penterapi began to wonder as there is no good response to follow Fata. Then Theraphist take a tuning fork (tuning fork has a high frequency sound), which later came to the ears of Fata. After trying many times before there is little response from Fata.

The Theraphist began to suspect the existence of irregularities in the auditory nerve Fata. Although the father, a little hesitant and eventually my mother Fata will also consult on this issue and ultimately recommend a BERA test done in Cikini. Because at first Fata’s parents did not understand what it BERA tests, they finally agreed to the proposal.

Arriving at the BERA test in Cikini. Fata drugged sleep, then start BERA test equipment connected to the Fata. After some time surprising results obtained remarkable couple. Fata otherwise have a hearing loss with the level of DB 80 and 90 (human normal limit is at 20 DB). In classification, this includes high-deaf.

Shock! So it was father and mother. Fata Dokterpun recommend using hearing aids (Hearing Aids), because there is still hope even though they have been assisted hearing devices. Price with expensive equipment for the size of father and mother of Fata make things even more uncomfortable for both. Mothers with feelings of sadness and hope to have confused the hearing aid immediately. However, because the financial situation at the time did not support, they finally agreed to postpone while looking for other alternatives.

There is awkwardness felt by both parents Fata time. Each bed Fata, he always snored loudly. Is anything to do with his hearing? The question arises because in them anyway sense of smell, including problems associated with ENT (Ear Nose Throat). Finally they berinisiatih to check for Fata to children ENT specialist at Hermina Daan Mogot by first getting a referral from the child’s special doctor there.

After a doctor suspects a barrier in the Fata respiratory tract. He suggested to scan / x-ray on the head Fata.

X-ray done and the results? The doctor was shocked. He told Fata’s parents Fata respiratory tract obstruction in the nose has a total! by the presence of excess adenoid glands that cover the entrance of air (oxygen). Incredible! My father and my mother was shocked. They are increasingly confused about what to do. Doctors recommend surgical removal of the gland is done because obviously very disturbing daily activities Fata.

Long enough to think this couple, they feel sorry, sad, confused, not knowing what to do. It turned out that their child is not able to breathe through his nose. Doctors also recommend surgery done as soon as they are ready and even then can not be done in the hospital because of inadequate equipment.

Daddy has a chance acquaintance of a physician who focuses on herbal medicine. He also consulted with him.

The result, Fata was given health natural therapy, using plants and fruits. This therapy is done with the hope of glands that includes nasal airways shrink and then disappear.

Therapy is long enough, but its development is not in line with expectations. Mom and Dad began to think to look for other alternatives. Consultations with several doctors, even to alternative medicine trapped in distorted (read: magic). Indeed, the search effort and the acceptance condition is not easy.

Finally, Fata’s father and mother met with Dr. Mira (RSCM) in collaboration with ABDI (Hearing Aids Indonesia) in Salemba. Meraka also consulted with him. Although there is hope after hearing gland repair operations that include respiratory tract Fata, Dr. Mira said, that he would not have a great impact on the trial.

From there, Mom and Dad were steady to perform surgery on the gland adenoid fata because this is very important for development.

Operations performed on the Honoris Hospital, Tangerang. At that time parents of Fata sincerely hope and pray that the problems in Fata to be resolved after surgery. wait for it to worry about them going through for about 1 hour. The result?

After surgery, it turns out Fata suffered severe trauma. Vomiting blood, nosebleeds, and her fear got out of the room. In fact, this happens to come out of the hospital. When asked to come home, she did not want to leave, for fear of being abandoned by their parents, such as operating time. Weight loss also fell sharply. Age is almost 2 years not enough to handle this.

For parents of Fata, Fata will be hoping that with normal hearing after the operation was running. Apparently Fata continues to have a hearing loss (weight loss less). Once again, disappointment they go down. At that time they expect a miracle from God’s dwelling.

Time passed, Fata’s parents finally getting tired and decided to provide Hearing Aids with renewed hope. In many ways, finally obtained in ABDI Hearing Aids and later used by Fata to the present.

Fata in ABDI hearing therapy and speech therapy at Pela 9. Parents Fata does not depend on this therapy as a way out only. The best way out is from our own as parents.

(Fata’s father)

January 5, 2009 - Posted by | Cerita

20 Comments »

  1. Saluuuuut….,untuk ayah & ibu Fata.mengharukan sekali.Smg kita semua selalu diberikan semangat untuk membesarkan amanah Alloh dg baik.Amiiiin “ibu didan”

    Comment by Dwi Yanti | January 6, 2009

  2. Terima kasih Bu Dwi, sama – sama. Maksud sharing ini supaya kita merasa bersama saja, dan menjauhkan diri dari segala keputus asaan. Terima kasih.

    Comment by fatahabahusni | January 6, 2009

  3. Jadi ingat waktu pertama kali saya curiga dengan pendengaran Nayla. Waktu itu usia Nayla 8 bulan, setiap dipanggil dari belakang tidak pernah menoleh. Ya…semoga kita selalu diberi semangat mendidik amanah Allah ini dengan baik.Amin…

    Comment by Ummi Nayla | January 6, 2009

  4. Insya Allah kita dapat saling me “re-charge” semangat kita untuk selalu setia mendidik titipan Allah yang ada pada kita. Amiin.

    Comment by fatahabahusni | January 7, 2009

  5. Insya Allah semuanya ada jalan menuju lebih baik buat anak-anak kita ya…amiin

    Comment by Roza | January 8, 2009

  6. Ternyata perjalanan Fata sampai hari ini sudah diwarnai dengan pengalaman yang berat untuk seukuran anak 2 tahun. Tetap strong yah…. sama-sama saling memotivasi…:-)

    Comment by Ary - mama Icha | February 24, 2009

  7. Kami ikut merasakan……btp berat perjalanan keluarga fata tp kami yakin semuanya akan baik-baik saja. Oh ya dimana konsul to pasang alat bantu dengar ? kami di palembang. Hasil tes berra alif anak kami dinyatakan tuli syaraf sedang. Tolong onfonya lewat email kami. Thanks alot of

    Comment by Esti-Umi Alif | March 6, 2009

  8. Kalau boleh tahu, berapa hasil test bera nya? dan berapa usia alif saat ini?
    Untuk Alat Bantu, sebaiknya memang konsul dulu dengan audiologist, alat apa yang cocok dengan Alif.
    kebetulan kalau fata konsul di Alat bantu dengar Indonesia (ABDI) Jakarta. untuk alamat Palembang :
    Jl Demang Lebar Daun 70. PALEMBANG 30137. Phone : 0711-311866 .
    Pada dasarnya hearing aids, atau alat bantu dengar bisa merk apa saja asal sesuai dengan kebutuhan alif.

    Semoga membantu.

    Beny Sudarmaji
    (Abi nya Fata)

    Comment by fatahabahusni | March 8, 2009

  9. terima kasih mama Icha, semoga nggak kapok jadi panitia acara Parenting supportnya 🙂

    Comment by fatahabahusni | March 8, 2009

  10. Fata adalah anak yang beruntung.Walaupun terlahir kurang mendengar,tapi berkat dukungan Abi,Ummi dan juga kakak Amira,tidak ada lagi kesenjangan antara Fata dengan teman-teman sebayanya yang normal pendengaran untuk berkomunikasi.
    Fata adalah anak yang SANGAT MENYADARI kebutuhannya akan mendengar.Dari sejak pertama pakai,24 Mei 2006,hingga saat ini,MENDENGAR MERUPAKAN SATU KEBUTUHAN DAN KEBIASAAN baginya.Sehingga tidak pernah sedikit pun Fata mau dipisahkan dari alat bantu dengarnya.
    Fata,sama seperti Abinya,merupakan anak yang memiliki kemauan yang sangat keras untuk mencapai sesuatu.Dan berkat semangat Fata inilah,plus dukungan dan konsistensi Abi,Ummi,dan kakak Amira dalam menjalani habilitasi pendengaran untuk Fata,yang telah membuat Fata menjadi anak yang mandiri dan tidak terlihat “berbeda” dengan rekan-rekannya.
    Abi dan Ummi,KESEMPATAN yang telah diberikan pada Fata untuk menjalani kehidupan yang sama seperti rekan-rekannya,kerja keras kalian dalam mengenalkan dunia mendengar kepada Fata,dan tekat kalian yang kuat bahwa Fata bisa,telah membuat Fata menjadi Fata yang sekarang ini.
    Bukan lagi Fata yang kurang mendengar,tapi Fata yang BISA MENDENGAR DAN BERKOMUNIKASI DAN PUNYA MASA DEPAN YANG CERAH seperti yang dimiliki oleh anak-anak normal pendengaran lainnya,meski harus jatuh bangun dan tertatih-tatih,dan tak sedikit air mata yang tercucur.
    Namun,Abi&Ummi,perjuangan belum selesai..masa depan Fata saat ini ada di tangan kalian.Semoga Abi&Ummi tidak bermegah diri dengan pencapaian Fata saat ini,karena Fata BISA MENJADI JAUH LEBIH BAIK dari sekarang.

    Bukan sekedar materi yang diperlukan oleh anak-anak kita,namun perhatian dan peran serta aktif orang tua sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap anak,itulah yang menjadi modal dasar karakter dan masa depan anak-anak kita.
    Tidak ada hasil yang bisa diraih tanpa adanya perjuangan.
    Tidak ada keringat dan air mata yang akan sia-sia dengan kegigihan dan konsistensi.

    To all parents :
    Your children deserve the best for their future and life.
    “The absolute belief on the part of parents and professionals that children with a hearing loss have the SAME INNATE CAPACITY as a child with normal hearing TO DEVELOP FLUENT SPOKEN LANGUAGE, provided that they have the SAME OPPORTUNITY.”

    Comment by Ratna | June 8, 2009

  11. PS : Hadiah terindah yang telah diterima Fata dari Abi dan Ummi di ulang tahun yang ke-2 adalah ABD SUPERO 412.Hadiah terindah karena saat itulah Fata mulai mengakses dunia mendengar melalui ABDnya,dan Fata sangat menikmatinya dan bahkan ABD sudah menjadi satu bagian dari dirinya yang tidak dapat dipisahkan.

    Inilah yang membuat saya tidak akan lupa tentang perjalanan Fata dalam memasuki dunia mendengar.

    Comment by Ratna | June 8, 2009

  12. Thank’s for all M’ Ratna.
    Semoga menjadi pencerahan buat kami dan semuanya.

    Comment by Fata Haba Husni | June 9, 2009

  13. gimana keadaan fata sekarang??
    anakku juga sm seperti fata, umur berapa fata bisa mendengar,,,

    Comment by neno | May 25, 2011

  14. Fata memakai alat bantu dengar umur 2 thn. Mulai mendengar di 70 db, terus dilatih sampai 40 db. Mulai d panggil Fata dia tahu namanya setelah 3 bulan pakai abd.
    Senang berkenalan Bu.

    Terima kasih
    Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

    Comment by fatahabahusni | May 25, 2011

  15. salam kenal…ingin sekali berjumpa dengan fata..dan ingin mengajaknya berkenalan dengan Umar,keponakan saya..

    Comment by fajarembun | October 30, 2011

  16. bu klo boleh tanya brpa ya harganya wktu fata beli ABD? dimana? waktu pertama x dipakaikan ABD apa ada kendala? fata sekarang umur brp?

    Comment by vita | February 11, 2014

  17. apa yang dialami fata sama seperti yang dialami anak saya… anak saya berusia 2 th akhir bulan februari ini…terus terang saat ini hati saya sangat teriris perih … bila mengingat kondisi anak saya.. saya mash shock sekali… saat ini saya berencana membeli ABD untuk anak saya … saya mash bingung mencari ABD yang cocok dan aga murah untuk anak saya…bu apa kita bisa sharing? banyak sekali yang ingin saya tanyakan ke ibu…

    Comment by vita | February 11, 2014

  18. Bu, untuk ABD ibu bisa menghubungi ibu Tria di 085881248003. Silahkan tanya banyak hal tentang ABD dan lainnya.

    Terima kasih

    Beny Sudarmaji
    (Ayah Fata)

    Powered by Telkomsel BlackBerry®

    Comment by fatahabahusni | February 11, 2014

  19. Bu, segera hubungi Bu Tria yang sudah saya kirim lewat balasan email yang satu lagi ya. Insya اَللّهُ semua dimudahkan Bu. Banyak sekali yg seperti anak kita, tetap tenang dan hindari mengambil keputusan berdasarkan emosi.

    Beny Sudarmaji
    (Ayah Fata)
    Powered by Telkomsel BlackBerry®

    Comment by fatahabahusni | February 11, 2014

  20. Salam kenal… apa sekarang fata masih menggunakan abd? Anak saya 21 bulan mengalami gangguan pendengaran 105dB. Belum pakai alat bantu… saya bingung dan sedih dengan kenyataan anak saya….

    Comment by dewi | April 23, 2015


Leave a comment