(F)ata (H)aba (H)usni

Sharing: Hearing Impairment & Lose

Penerimaan (Acceptance / Reception)

Ada cerita menarik sewaktu kami pulang dari memeriksakan kandungan istri saya (calon anak ketiga kami, adik dari fata).

Dari Hermina Daan Mogot, kami naik taksi dan berniat untuk mampir terlebih dahulu untuk membelikan Fata makan siang.

Ternyata di sepanjang jalan si pengemudi taksi memperhatikan percakapan yang dilakukan Fata dengan kami. Tentu saja si pengemudi tidak berani bertanya pada saya karena takut tersinggung atau mungkin merasa tidak nyaman jika bertanya mengenai “keganjilan” percakapan yang dilakukan fata dengan orang tua nya.

Sampai di tempat tujuan taksi berhenti sejenak, istriku dan Fata turun dari taksi, tinggal saya dan pengemudi taksi. Seperti biasa, saya tidak dapat juga menahan rasa ingin bercakap-cakap dengan pengemudi tersebut. Pembicaraan pun mulai mengalir dengan sendirinya, pada akhirnya pengemudi taksi itu memberanikan diri bertanya tentang anak saya. “Anak sakit apa pak?”, tanya pengemudi tersebut karena memang kita kan dari Rumah sakit. Saya pun tersenyum dan menjawab “Tadi habis periksa ibunya pak!”, cetusku. Rupanya yang dikira habis diperiksa di rumah sakit adalah Fata yang bicara nya “Belum” sempurna.

Akhirnya saya bercerita tentang Fata dan latar belakang nya, si pengemudi taksi pun terperanjat dan justru merasa salut dengan apa yang didengar dari percakapan Fata dan orang tua nya, karena dia tidak menyangka anak “Tuli” dapat bicara seperti itu.

Saudaraku!, ini lah bentuk PENERIMAAN di masyarakat kita, dan kita juga harus melakukan penjelasan atas PENERIMAAN tersebut. Tentu saja harapannya, Fata akan siap dengan PENERIMAAN tersebut atau siapa pun yang mengalaminya.

Tetapi yang paling pertama harus menerima PENERIMAAN tersebut adalah KITA, orang tua anak dengan kebutuhan khusus tersebut.

Salam perjuangan!

Abinya Fata

********************English**********************

There is an interesting story when we got back from checking the content of my wife (our third child of candidates, the younger brother of fata).

From Hermina Daan Mogot, we take a taxi, and intending to stop by in advance to buy lunch Fata.

Apparently along the way the taxi drivers who do pay attention to conversations with our Fata. Of course the driver did not dare ask me for fear of being offended or might feel uncomfortable if asked about “anomalies” that do fata conversation with his parents.

Arrive at their destination the taxi stopped for a moment, my wife and Fata out of the taxi, I lived and taxi drivers. As usual, I can not help being like a conversation with the driver. Conversation began to flow by itself, in the end the taxi driver dared to ask about my child. “Sick children what sir?”, asked the driver because we’re from the hospital. I smiled and replied “Earlier check out her pack!”, I retorted. Apparently that thought out is checked at the hospital who spoke Fata her “Not yet” perfect.

Finally I told him about Fata and his background, the taxi driver was shocked and it felt coated with what is heard from the conversation Fata and his parents, because he did not think the child “Deaf” to talk like that.

My brother!, this is a RECEPTION in our society, and we also have to make explanations for these RECEIPT. Of course, his hopes, Fata will be ready with these RECEIPT or anyone who experienced it.

But the very first to be received is OUR RECEPTION, parents of children with special needs.

Hail the struggle!

Abinya Fata

November 19, 2010 Posted by | Cerita, Motivasi | 3 Comments